Nampak dari depan gedung RSUD Praya
PRAYA (NTB),Tatrapost.com—Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya menjadi perbincangan masyarakat Lombok Tengah (Loteng) setelah salah satu status Facebook atas nama @Irwan, viral Jumat (9/8/2024). Manajemen RSUD Praya dianggap kurang baik dalam pelayanan kesehatan bagi pasien pengguna BPJS gratis.
Dalam unggahan akun Facebook dengan nama pengguna @Irwan yang menyebut dirinya sebagai seorang Therapist membeberkan penyebab kualitas pelayanan RSUD Praya yang disebut-sebut jelek, buruk dan lelet.
Menurut akun tersebut, kurang maksimalnya pelayanan di RSUD Praya dikarenakan masih banyak tenaga kesehatan (Nakes) yang masih honorer dengan gaji tidak seberapa. Sehingga berdampak pada kualitas pelayanan.
“Jangankan mereka bisa ngambek, saya berprofesi sebagai Therapist saja sering sedih ketika usaha, jasa dan lelah saya tidak dihargai dengan layak,” ujarnya.
Ia bercerita, dirinya pernah memberikan pelayanan terapi sepanjang hari kepada pasien satu keluarga namun jasanya tidak dihargai dengan layak.
“Saya pernah merasakan rasanya tidak dihargai ketika nerapi pasien 6 orang sekeluarga, dari magrib sampai jam 12 malam, dikasih upah 200 ribu, bukan apa? Mereka kaya, PNS moto berjejer, mobil nangkring,” bebernya.
Ia juga mengatakan, jika pelayanan rumah sakit buruk jangan gunakan BPJS melainkan harus melalui jalur umum.
“Jika pelayanan kesehatan Rumah Sakit buruk, ente ambil jalan Umum, jangan pakek BPJS. Apalagi BPJS anda Gratis !!!,” sentilnya.
Unggahan tersebut kini dibagikan 380 kali, 145 komentar dan 163 warganet bereaksi. Berbagai spekulasi, komentar miring hingga kritik muncul menanggapi postingan tersebut.
Seperti yang diutarakan Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut (KTK Pujut), Sri Anom Putra Sanjaya, SH kepada Tatrapost.com. Pihaknya mengecam dan mengatensi postingan yang di unggah oleh akun facebook @irwan tersebut dengan caption “Jangan jadikan nyawa pasien sebagai taruhan!!!
Menurutnya, orang yang masuk ke rumah sakit itu rata-rata orang susah, kena musibah dan membutuhkan simpati dan pelayanan yang baik. Sehingga sangat disayangkan ada kata “wajar” pada pemahaman buruk dan lelet, apalagi menghimbau masyarakat untuk tidak memakai BPJS.
Anom juga menyinggung pihak RSUD Praya berdasarkan postingan yang viral di media sosial (postingan @irwan). Katanya, dimana otak kita ketika memaklumi kata “lelet” terhadap penanganan orang sakit, apa memang betul rumor bahwa pelayanan RSUD Praya itu buruk?” sesalnya.
Ia juga mengatakan, BPJS tetap di bayar pemerintah, Sangat tidak etis ketika membedakan pelayanan terhadap orang miskin dan kaya. Orang kaya sudah akan pasti tidak akan memakai BPJS gratis yang kelas kamarnya lebih rendah.
Atas kondisi ini, Anom yang juga Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Loteng tersebut berencana menggeruduk Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng dan RSUD Praya bersama sejumlah lembaga untuk menanyakan secara langsung bagaimana pelayanan fasilitas kesehatan milik pemerintah terhadap pasien pengguna BPJS dan umum serta pelayanan lainnya.
“Sekali lagi, jangan lagi ada permakluman terhadap pelayanan buruk, ini persoalan kemanusiaan dan nyawa pasien. Semua pihak harus atensi ini bahkan kami juga akan mengambil sikap dan menemui langsung pihak rumah sakit dan dinas kesehatan,” tegasnya.
Menurutnya, apabila masalah baik dan buruknya pelayanan kesehatan di RSUD Praya, ia menyarankan untuk berhenti bekerja daripada nyawa masyarakat menjadi taruhannya. Ia juga menyinggung pemerintah agar mensejahterakan pegawai rumah sakit dengan cara dinaikkan gajinya.
“Jika memang merasa gajinya sebagai pegawai terutama Nakes terlalu kecil, lebih baik keluar dari pekerjaannya apabila nyawa masyarakat jadi taruhannya. Pemerintah juga tolong sejahterakan mereka, utamakan gaji dan semacamnya dinaikkan,” pintanya.
Ia juga menegaskan, jika tidak ada dana, uang yang dikorupsi miliaran rupiah saat kasus BLUD RSUD Praya 2 tahun lalu itu digunakan untuk apa?. Baginya, itu patut dipertanyakan dan mesti menjadi perbaikan manajemen terutama untuk pelayanan.
“Yang dikorupsi ada, untuk mensejahterakan Nakes malah kesannya mikir-mikir,” geramnya. (TP-03)
Sementara itu, Direktur RSUD Praya Dr. Mamang Bagiansyah bungkam saat di hubungi oleh Wartawan tatrapost.com melalui Whtshap, Sabtu 10 Agustus 2024. (TP-03)