Tim dari Konsepsi, ForumCIV, Islmaic Relief Swedia dan MSI Desa Sukadana pose bersama di Demplot Sekolah Lapang Iklim Desa Sukadana.
LOMBOK TENGAH (NTB),Tatrapost.com—Dalam rangka membangun kapasitas aksi ketahanan iklim di komunitas petani tadah hujan di Desa Sukadana, Kecamatan Pujut, Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) bersama Islamic Relief Swedia dan ForumCIV Swedia, mengelar Edukasi Literasi Iklim Melalui Sekolah Lapang Iklim. Berikutnya, Konsepsi juga membentuk komunitas Masyarakat Sadar Iklim (MSI) di desa setempat.
MSI ini beranggotakan komunitas petani tadah hujan, petani perempuan dan anak muda Desa Sukadana. Kerjasama ini berkolaborasi mengembangkan praktik-praktik aksi ketahanan iklim untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim itu sendiri. Kerjasama ini berlangsung sejak beberapa pekan terakhir.
Sebelumnya, MSI Desa Sukadana telah melaksanakan Sekolah Lapang Iklim ke petani. Dalam pelaksanaan sekolah ini, para petani dibekali keterampilan melakukan diversifikasi mata pencaharian dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Ketua MSI Desa Sukadana, Gusti Sempane Gare mengaku, bahwa dirinya sangat senang Konsepsi hadir di Desa Sukadana. Karena banyak pembekalan yang telah diberikan selama proses pembinaan ini berlangsung. Selain memberi pembekalan perihal upaya petani menghadapi perubahan iklim, Konsepsi juga membina serta memfasilitasi petani dalam pembuatan pupuk organik.
“Kami sangat berterimakasih kepada Konsepsi yang hadir memberikan pembinaan ke petani Sukadana,” aku Gusti.
Dikatakannya, pupuk organik ini adalah sebuah solusi untuk para petani dalam menghadapi kelangkaan pupuk subsidi yang disediakan pemerintah. Selain harganya lebih murah, bahan baku pupuk organik dari kotoran ternak ini, sangat mudah didapat. Terlebih, sebagian besar petani di desanya, juga berprofesi sebagai peternak.
“Pembuatan pupuk organik ini kan mudah. Demikian juga bahan bakunya,” tambahnya.
Sementara itu, Hairul Anwar selaku Program Manager Inter-Act Konsepsi mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan bertani para petani di Desa Sukadana, pihaknya melakukan pendampingan pembuatan pupuk organik juga. Kegiatan ini diharapkan, selain untuk memenuhi kebutuhan pupuk lahannya, juga menjadi sumber penghidupan baru bagi petani. Artinya, ini untuk alternatif mata pencaharian, selain bertani, mereka juga memiliki kemampuan memproduksi pupuk sendiri melalui pemanfaatan kotoran ternak yang ada di sekitar mereka.
“Pupuk organik ini kalau serius diproduksi, bernilai ekonomi. Tapi kadang petani luput untuk kearah itu,” terangnya.
Oleh karenanya, keberadaan MSI di Sukadana diharapkan akan menjadi wadah bagi petani tadah hujan dalam melakukan advokasi terkait isu-isu adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal. Yang mana, selama ini jarang terakomodir oleh kebijakan atau program-program pemerintah pada tingkat provinsi maupun kabupaten.
“Semoga keberadaan MSI di Sukadana membuat petani sekitar, lebih produktif dalam kondisi apapun,” harapnya. (TP-03)